Napak Tilas Heroisme Para Syuhada’-Parakan, Temanggung, 11/3/2018
Author: admin
March 13, 2018
Berita dalam Gambar
Napak Tilas Heroisme Para Syuhada’-Parakan, Temanggung, 11/3/2018
-
-
Silaturahmi. Dari kiri ke kanan: Yunita Imawati memangku Ilham Akbar Rohani, Rohani, Ahmad Hadi Wijoyo, dan Sri Yuni Lastri. Sri Yuni Lastri adalah salah satu buyut KH. Subkhi (foto yang dipegang). KH. Subkhi sedang diusulkan untuk menjadi Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya memimpin para pejuang Muslim dalam melawan tirani penjajah Belanda.
-
-
Ziarah: Setelah memanjatkan do’a untuk Almarhum Al Mujahid Al Maghfurllah KH. Subkhi di Pemakaman Muslim Sekuncen, Kauman, Parakan, Temanggung. Makam KH. Subkhi ditandai dengan Bendera Merah Putih. Darah para syuhada’ pernah mengalir di tempat ini. Salah satu yang dimakamkan di pemakaman ini adalah pengawal KH. Subkhi. Ketika serdadu Belanda menangkapnya ia mengaku sebagai KH. Subkhi dan langsung ditembak.
-
-
Ahli Ilmu Kumpulana: Silaturakhmi dengan KH. Fauzan, salah satu cucu dari KH. Subkhi. Kami bertemu di pondok pesantren yang beliau asuh. Kata-kata nasihat dari KH. Fauzan sangat menginspirasi: “Di dalam perjuangan, harus ada orang yang berdedikasi penuh dan fokus. Jika melibatkan masyarakat, harus ada bukti bahwa kita amanah.” Semoga nasihat beliau bisa kita jadikan “pusaka” untuk pegangan dalam berjuang.
-
-
Masjid Bambu Runcing: Masjid Besar Al-Barokah, Bambu Runcing ini adalah Masjidnya para Syuhada’. Sekarang menjadi Masjid kebanggaan masyarakat Muslim di lingkungan Kauman, Parakan, Temanggung.
-
-
Rumah Asli KH. Subkhi: Rumah inilah rumah tinggal asli KH. Subkhi. Di sini pula puluhan tahun silam KH. Subkhi “menyepuh” bambu runcing. Beliau memanjatkan do’a untuk kekuatan hati rakyat dan pejuang dalam melawan penjajah kafir Belanda dengan bersenjatakan bambu runcing. Perhatikan temboknya, sangat tebal. Dibuat demikian, untuk bisa menahan gempuran peluru serdadu Belanda. Rumah ini sekarang telah dipugar menjadi rumah modern dan dihuni oleh salah satu ahli waris KH. Subkhi. Beberapa bagian seperti kusen jendela dan pintu dipertahankan. Berada di dalam rumah ini kita bisa merasakan aura patriotisme yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Aura keberanian melawan penjajahan yang didasari oleh semangat jihad untuk membela agama dan bangsa.
-
-
KH Subkhi: Foto KH. Subkhi ini tergantung di salah satu sisi tembok di rumah asli KH. Subkhi. Perhatikan dengan seksama. Tataplah dengan hati yang bersih foto syuhada’ tersebut. Itu adalah tatapan seorang ulama’ yang mujahid, berani mempertaruhkan nyawanya, berani menggerakkan rakyat yang hanya bersenjatakan bambu runcing untuk melawan Belanda yang bersenjatakan senapan mesin. Bambu runcing hanyalah wujud fisik yang bisa dilihat. Di dalamnya ada ruh jihad yang bisa menggetarkan musuh-musuh Allah. Semoga kita semua bisa meneladani kepahlawanan KH. Subkhi dari Parakan, Temanggung untuk bersatu, berjuang untuk kebaikan agama Islam dan bangsa Indonesia. MERDEKA! ALLAHU AKBAR!
Home