Adab dalam Menanggapi Undangan

Muslim Ethics

ADAB DALAM MENANGGAPI UNDANGAN
Oleh: Rohani

1) Salah satu hak seorang Muslim terhadap Muslim yang lain adalah menghadiri undangannya. Jadi, jika kita menerima undangan dari seorang Muslim, maka kita berkewajiban untuk memenuhi undangan tersebut jika kita tidak ada udzur syar’i. Udzur syar’i adalah halangan tak terelakkan yang berada di luar kemampuan kita.

2) Jika kita menerima undangan baik dari individu maupun organisasi untuk sebuah acara yang baik, maka responlah undangan tersebut.

3) Langkah pertama adalah membaca undangan tersebut dengan seksama. Jangan membaca undangan dengan serampangan atau sambil lalu. Akibatnya bisa salah paham.

4) Lihat dan cermati hari, tanggal, dan jam acara. Kros cek dengan jadwal kegiatan kita.

5) Jika kita bisa menghadiri undangan, maka segera berikan konfirmasi kepada pengundang.

6) Jika kita tidak bisa menghadiri undangan, berikan juga konfirmasi, sehingga pengundang tidak menunggu-nunggu.

7) Hindari memberikan konfirmasi yang bersifat “main-main”, “tentatif,” atau “menyepelekan.”

BERIKUT ADALAH CONTOH RESPON TERHADAP UNDANGAN YANG TIDAK DISARANKAN

Respon: “Semoga tidak ada acara yang tabrakan ya.”
Kesan:
– Anda menganggap undangan yang Anda terima sebagai tidak begitu penting.
– Anda tidak serius untuk datang dan hanya memberikan konfirmasi yang bersifat lips service saja.

Respon: “Saya usahakan.”
Kesan:
– Anda tidak punya rencana yang jelas untuk hadir atau tidak hadir.
– Anda tidak menganggap undangan yang Anda terima sebagai hal penting.

Respon: “Kok mendadak ya. Saya sudah ada acara lain.”
Kesan:
Anda menyalahkan orang yang mengundang Anda. Mana orang tahu kalau Anda sudah punya acara.

Respon: “Semoga saya bisa datang.”
Kesan:
Pengundang mengharapkan komitmen dan konfirmasi, bukan ungkapan harapan yang tidak jelas.

Reson: “Saya tidak usah konfirmasi ya. Kalau bisa datang, nanti langsung datang pada hari H.”
Kesan:
– Anda meremehkan orang yang mengundang.
– Orang yang mengundang minta konfirmasi karena perlu menghitung berapa tamu yang akan datang, berapa tempat yang perlu disiapkan, berapa hidangan yang perlu disiapkan, dsb.

MERESPON UNDANGAN DI WA GROUP
– Jika undangan dikirimkan via WA Group dan Anda tidak bisa menghadiri undangan tersebut, sebaiknya konfirmasi via WA japri pengundang, TIDAK via WA Group. Mengapa? Karena jika Anda menyatakan tidak hadir di WA Group, itu bisa berefek negatif pada pembaca yang lain.
– Secara sunnatullah, manusia itu senang ikut-ikutan. Jika ada yang hadir, orang senang ikut hadir. Begitu juga, jika diketahui ada yang tidak hadir, orang merasa nyaman untuk tidak hadir juga.

INGAT! ORANG YANG MENGUNDANG MENGHARAPKAN ORANG YANG DIUNDANG UNTUK HADIR
– Jika bisa hadir, berikan konfirmasi yang jelas. Dalam mengkonfirmasi kehadiran: sampaikan terima kasih dan ungkapkan komitmen untuk hadir dengan kalimat yang jelas. Contoh: “Terima kasih atas undangannya. Saya akan hadir. Insya Allah.”
– JIka tidak bisa hadir, berikan konfirmasi secara INDIVIDU berupa permintaan maaf karena tidak bisa hadir. Permintaan maaf bisa dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan alasan. Contoh: “Terima kasih atas undangannya. Mohon maaf saya tidak bisa hadir karena pada tanggal yang sama telah menyanggupi untuk hadir di acara XYZ.”

“INSYA ALLAH” bukan sebuah KLISE
– Hindari penggunaan ungkapan “Insya Allah” jika Anda tidak bisa atau tidak berniat untuk hadir. “Insya Allah” bermakna jika Allah menghendaki. “Insya Allah” bukan ungkapan klise (sering diucapkan tetapi tak bermakna).
– Gunakan “Insya Allah” sebagai ungkapan kepasrahan akan kehendak Allah setelah Anda berniat bulat untuk hadir. Katakan: “Saya akan hadir. Insya Allah”, dan Anda benar-benar hadir. Jangan katakan, “Insya Allah” sedangkan Anda berniat untuk tidak hadir.

Jaga Adab. Penuhi Hak dan Kewajiban Sesama Muslim.

Home 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *