Al-Fatihah

Dibaca sehari minimal 17 kali. Apakah Anda bisa menuliskannya dengan benar?

Oleh: Rohani

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمدلله رب العالمين

الرحمن الرحيم

ملك يوم الدين

اياك نعبدواياك نستعين

اهدناالصراط المستقيم

صراط الذين انعمت عليهم غيرالمغضوب عليهم ولاالضالين

Tulisan QS Al-Fatihah di atas saya ketik huruf demi huruf untuk mengenang guru saya Ustadz Edy Sugeng.

Suatu hari ketika saya masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Tempuran, Kec. Kaloran, Kab. Temanggung di tahun 1992, Ustadz Edy Sugeng menguji kami di kelas untuk imlak (menulis mandiri tanpa menyalin) QS Al-Fatihah.

Dalam hati saya merasa ringan saja. Saya tulis dan saya serahkan. Saya kaget karena ternyata tulisan saya tidak diterima hingga tiga kali saya ulang plus bonus dimarahi.

Kami semua “dikonyo-konyo.” “Apa yang kalian banggakan sebagai seorang pelajar Muslim. Apalagi pelajar Muhammadiyah tetapi menulis Surah Al-Fatihah yang merupakan inti dari Al-Qur’an saja kalian masih salah,”  begitu beliau memplonco kami.

Kami hanya tertunduk, gemetaran, takut sekali.

Setelah itu, beliau menghukum kami untuk membuka Mushaf Al-Qur’an dan membaca Surah Al-Fatihah puluhan kali sambil memperhatikan tulisannya.

Setelah selesai hukuman itu, kami diminta menutup Mushaf dan menulis lagi dan menyerahkan tulisan kami.

Baru setelah itu tulisan saya diterima karena sudah benar. Kesalahan saya adalah pada kata اياك yang saya tulis salah dengan ايك, masih ingat hingga sekarang.

Ustadz Edy Sugeng adalah seorang guru yang sangat menginspirasi. Beliau sangat menekankan hal-hal dasar sebagai seorang Muslim yakni untuk paham Al-Quran dan Sunnah. Beliau juga selalu mendorong agar orang Islam jadi maju dan pandai, tidak terbelakang.

Sering kali saya merasa lelah karena digojlok beliau. Disuruh ini, disuruh itu, disuruh lomba ini, disuruh lomba itu, dst. Ternyata hikmahnya baru terasa puluhan tahun kemudian.

Ustadz Edy Sugeng diwafatkan Allah SWT pada tahun 1994 (usia 44 tahun) dengan cara wafat yang dirindukan pejuang Muslim. Sesaat setelah beliau menyampaikan pidato perpisahan di Mu’tamar sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tempuran, beliau turun dari mimbar, terjatuh, dan wafat. In sya Allah syahid di jalan Allah.

Ustadz Edy Sugeng adalah seorang sarjana Bahasa Inggris, faqih dalam ilmu agama, kader Muhammadiyah, yang tegas dalam membimbing para siswanya. Itu adalah warisan teladan yang ditinggalkan oleh beliau kepada murid-muridnya.

Allahu yarham.

Home

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *