Keajaiban Puasa Secara Medis

Kejaiban Puasa Secara Medis: Dr. dr. Hj. Nugarahaningsih WH, M.Kes (memegang mic) saat menyampaikan ceramah mengenai manfaat puasa bagi kesehatan. Ahad (29/5).

SEMARANG-“Apakah benar puasa itu menyehatkan? Jawabnya adalah ya. Setiap bulan puasa datang, jumlah pasien saya menurun drastis,” tutur Dr. dr. Hj. Nugrahaningsih WH, M.Kes mengawali ceramahnya pada acara Malam Ramadhan Berkah pada hari Ahad (27/5).

Dokter dan dosen UNNES yang merupakan pakar fisiologi tersebut menjelaskan bahwa banyak penelitian telah dilakukan oleh para ilmuan tentang efek dari puasa. Hasilnya meyakinkan bahwa puasa berdampak positif pada kesehatan. Salah satu indikator klinis yang bisa diamati pada orang yang berpuasa adalah menurunnya produksi hormon cortisol dan naiknya produksi hormon  endhorphine.

Hormon cortisol memiliki efek antara lain naiknya tekanan darah dan detak jantung yang bisa memicu munculnya berbagai penyakit. Umumnya produksi hormon cortisol naik pada orang-orang yang mengalami ketegangan (stress), marah, dan gelisah. Pada orang yang mengalami stress, produksi asam lambung juga akan naik dan menyebabkan penyakit mag.  Sebaliknya, hormon endorphine memiliki efek menenangkan pikiran sehingga tekanan darah, detak jantung, produksi kolesterol, dan produksi asam lambung bisa menjadi teratur. Dampaknya adalah meningkatnya kesehatan.

Nugrahaningsih menjelaskan mengapa pada saat berpuasa produksi hormon cortisol bisa menurun sementara hormon endorphine bisa naik. Puasa dilakukan tidak hanya dengan tidak makan, tidak minum, dan melakukan yang hal-hal yang membatalkan saja. Puasa dilakukan dengan niat ikhlas karena “cinta,” yakni cinta untuk mentaati perintah Allah. Rasa “cinta” inilah yang membuat tubuh orang yang berpuasa menuju kepada keadaan positif yang menguntungkan bagi kesehatan.

Pada saat berpuasa, orang tidak diperbolehkan untuk marah, berdebat, dan bertengkar. Berdzikir, membaca Al-Qur’an,  dan berserah diri adalah hal yang dilakukan oleh orang yang sedang berpuasa. Hal-hal tersebut menimbulkan efek menenangkan yang berdampak positif pada kesehatan.

Dijelaskan pula bahwa orang yang enggan berpuasa terancam berbagai penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang bersifat degeneratif, seperti penyakit kencing manis (diabetes melitus). Penyebab pasti dari diabetes melitus belum teridentifikasi secara medis. Meski demikian, penyakit ini bisa dikendalikan salah satunya adalah melalui puasa.

Acara Malam Ramadhan Berkah dihadiri oleh para anggota Yayasan Khairul Ummah Amanah beserta keluarga serta masyarakat sekitar. Acara yang digelar di TK ABA 56, Jl. Plewan III, No. 81, Semarang tersebut selain diisi dengan ceramah juga diisi dengan buka puasa bersama dan sholat tarawih.

Suratejo yang bertindak sebagai tuan rumah pada acara tersebut mengaku senang banyak yang bisa hadir pada acara tersebut. Sementara itu pembina Yayasan Khairul Ummah Amanah, Rohani menyampaikan bahwa dipilihnya tema manfaat puasa secara medis sesuai dengan komitmen Yayasan untuk menghadirkan kajian-kajian Islam yang menyandingkan antara kajian Al-Qur’an dengan kajian ilmiah. “Di setiap kajian, kita berusaha untuk mengkaji Al-Qur’an dan Sunnah yang diperkuat dengan bukti-bukti empiris yang diteliti secara ilmiah oleh para pakar,” terangnya. (Hamz)

Home 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *