TEMANGGUNG-Begawan Durna memerintahkan Bima untuk menempuh sebuah perjalanan yang sulit dan berbahaya, yakni menyelam ke dasar samudera untuk menemukan air suci perwita sari yang menjadi syarat agar Pandu Dewanata, ayah Bima bisa masuk surga. Perjalananpun dimulai. Sepanjang jalan Bima harus melampaui banyak rintangan, salah satunya adalah harus mengalahkan raksasa jahat. Setelah melampaui semua rintangan, akhirnya Bima sampai ke dasar samudera dan bertemu dengan Dewa Ruci yang memberinya ilmu kesempurnaan.
Fragmen wayang kulit dengan lakon “Pandu Suarga” tersebut dimainkan oleh Drs. KH. Usman Ridho yang pada Rabu siang (21/3) didaulat menjadi penceramah pada acara Tasyakuran Peresmian Masjid Al-Huda, di Dusun Joho, Desa Gandon, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Da’i kondang dari Temanggung tersebut memukau ratusan pengunjung yang hadir. Gaya da’wahnya yang khas dengan menggabungkan ceramah, qasidah, dagelan, dan penampilan fragmen wayang terasa sangat menghibur dan mengena.
“Air suci perwita sari itu adalah simbol pensucian. Untuk bisa masuk surga maka jiwa kita harus disucikan dengan beribadah kepada Allah SWT. Raga kita juga harus dibersihkan dengan air wudhu,” tegas Kyai Usman menyimpulkan hikmah di balik cerita wayang. “Jika ingin meraih kemuliaan di dunia, maka harus giat bekerja. Jika ingin masuk surga di akhirat, maka harus taat beribadah. Kalahkan kemalasan. Taklukkan hawa nafsu,” pungkas Kyai Usman.
Masjid Al-Huda diresmikan setelah direnovasi selama empat bulan. Sebelum direnovasi Masjid mungil tersebut keadaannya memprihatinkan. Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung berinisiatif menggerakkan potensi masyarakat untuk melakukan renovasi. Dibentuklah tim penggalangan dana Posko Temanggung yang dipimpin oleh H. Mahsun, S.Ag, M.Si. Posko Temanggung menggandeng Posko Semarang yang dipimpin oleh H. Rohani, S.Pd, MA, pembina Yayasan Khairul Ummah Amanah. Renovasi Masjid Al-Huda menelan biaya Rp 118.120.000 yang berasal dari infaq bersama masyarakat Muslim yang dihimpun di kedua posko penggalangan dana.
Suasana tasyakuran dan pengajian akbar sore itu menggambarkan persatuan umat Islam serta kerukunan antar umat beragama yang baik di Temanggung. Nampak hadir para kyai, pejabat pemerintah, dan tokoh masyarakat setempat. Dalam sambutannya, utusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung menyampaikan bahwa Masjid harus memiliki Ta’mir yang bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memakmurkan Masjid dan melayani keperluan jama’ah. Setelah Masjid selesai dibangun, giliran jiwa dan semangat dari jamaah yang harus dibangun dan dikuatkan.
Nampak hadir pula para kader dan simpatisan ormas-ormas Islam, seperti Nahdlatul Ulama’ (NU), Muhammadiyah, dan Front Pembela Islam (FPI). Semua berbaur, bahu-membahu mensukseskan acara. Pada akhir acara, diserahkan bantuan berupa paket sembako, alat-alat sholat, dan alat-alat tulis yang telah dihimpun oleh Yayasan Khairul Ummah Amanah dan Lazismu, Cabang Banyumanik, Semarang. (Hamz)